PCM Garum - Persyarikatan Muhammadiyah

PCM Garum
PCM Garum
.: Kembali ke PDM KABUPATEN BLITAR

Homepage

Sejarah

 

CABANG  GARUM-KABUPATEN BLITAR

Penuturan  Bapak Imam Kanapi :

 

Sejarah berdirinya :

Keberadaan Muhammadiyah di Kecamatan (cabang) Garum diawali dari hubungan Bapak Dzaenuri (alm) dari Blitar  dengan  Abdul Salam (alm) di Slorok Kecamatan Garum dalam partai Masyumi kira-kira tahun 1946. Dari sinilah ide-ide Islam seperti paham Muhammadiyah diperkenalkan oleh Dzaenuri meskipun tidak menyebut nama Muhammadiyah. Tampaknya Bapak Abdul Salam tertarik dengan pemikiran-pemikiran Islam sebagaimana paparan Bapak Dzaenuri ini, dan akhirnya hubungan silaturrahim dengan diskusi masalah Islam ini berlanjut dan semakin intensif. Dalam perkembangannya pembahasan masalah Islam ini juga diikuti tetangga dan teman dekat Bapak Abdul Salam dan sebagai sentral kegiatannya di rumah Abdul Salam di desa Slorok. Dari pembahasan paham-paham Islam ini akhirnya menyebut nama Muhammadiyah. Bapak abdul salam dkk-pun tidak keberatan.

            Selanjutnya diskusi tersebut dilanjutkan dengan pengajian rutin dengan tempat berpindah-pindah (anjang sana) dan yang ngaji adalah Bapak Abdul Salam. Tempat-tempat untuk ngaji yaitu di dukuh Slorok sendiri (rumah Bapak Abdul Salam, yang biasa dipanggil “Si Wo), di dukuh Menur dan Desa karang talun dan semakin banyak pengikutnya. Namun semua pengajian tersebut nama Muhammadiyah tidak pernah disebut sama sekali. Tokoh-tokoh penggeraknya adalah Abdul salam, Imam Kanapi (informan, yang pada waktu itu masih remaja), Sartono.

            Pengenalan Muhammadiyah berikutnya adalah melalui jalur pendidikan. Pada tanggal 14 Juli 1947, didirikan Madrasah Ibtidaiyah Raudlatun Nasyiin (MI RN) yang prakarsai oleh Dzaenuri, Imam Kanafi dan Sartono. Tidak menggunakan nama Muhammadiyah karena untuk menjembatani (mengelabuhi) warga masyarakat yang tidak suka dengan Muhammadiyah. Melalui pendidikan inilah paham-paham Muhammadiyah juga diperkenalkan.

            Pada tahun 1950-an, berdirilah pandu HW yang diprakarsai oleh Bapak Dzaenuri, dan ditunjuk sebagai ketuanya Imam Kanapi. Mulai saat itulah simbul Muhammadiyah mulai digunakan, tetapi orang-orang belum tahu kalau gambar Matahari pada bendera HW itu simbul Muhammadiyah. Namun lambat laun akhirnya tahu juga.

            Pada tahun 1956 berdiri secara resmi Pemuda Muhammadiyah ranting Slorok (Pandu HW melebur menjadi Pemuda Muhammadiyah) dengan ketua Imam Kanapi s/d tahun 1977. Kemudian sekitar tahun itu juga (1956-an) berdiri secara resmi ranting Muhammadiyah Slorok dengan ketuanya Ibnu Mukti sampai dengan tahun 1970-an. Ketua ranting berikutnya dipegang oleh Moh. Shodiq sampai dengan tahun 1975. Pada tahun 1972-an berdiri secara resmi Cabang Muhammadiyah Garum dengan memiliki 3 ranting Muhammadiyah (sebagaimana di atas), dan sebagai ketua pertama adalah Moh. Shodiq sampai dengan tahun 1992 (s/d periode 1985-1990). Kemudian berturut-turut sebagai ketua cabang adalah Imam Kanapi (periode 1990-1995), Makin Wijata (1997)hanya satu tahun karena mengundurkan diri, sebagai ketua berikutnya adalah Priyanto s.d 2005 ( periode 1995-2000), Sudarmanto 2000 sampai sekarang (periode 2000-2005).

 

Penuturan Bapak Parkah :

Penuturan yang disampaikan Parkah pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan penuturan Imam Kanapi, hanya pada aspek waktu (tahun-tahunnya yang banyak lupa, bahkan setiap peristiwa tidak dapat menyebutkan tahun peristiwanya. Parkah banyak menyebutkan bahwa pada waktu itu sedang menghadapi  jaman agresi II (1947-an) dan adanya tentara hijrah, termasuk Imam Kanapi adalah tentara hijrah dari Batalyon Damarwulan Jember. Kemudian keterlibatannya warga Muhammadiyah (Kokam) dalam ikut serta patroli penyisiran sisa-sisa PKI (G 30 S / PKI) di Blitar selatan bersama Banser, serta terlibat bentrok pisik dengan PKI di Gunung gedang (wilayah kec. Garum sebelah utara) yang dikenal dengan peristiwa PKI Gunung gedang.

 

Reaksi Masyarakat :

Berdirinya jamaah dan ranting Muhammadiyah di Garum tidak luput dari reaksi masyarakat, terutama dari warga NU, antara lain :

1.      Provokasi, dengan menyebar opini negatif tentang Muhammadiyah

2.      Mendoktrin keluarga aktifis Muhammadiyah, agar jangan ikut-ikut menjadi Muhammadiyah

3.      Melalui pengajian-pengajian NU, selalu disebarkan sikap waspada terhadap gerakan MD, Muha, Wahabi (istilah-istilah yang sering digunakan untuk menyebut Muhammadiyah)

4.      Dll.

 

Perkembangan Muhammadiyah cabang Garum :

1.      Jumlah ranting, ada 4 ranting, yaitu :

-   Ranting Muhammadiyah Sumber

-   Ranting Muhammadiyah Pucung Sari Lor

-   Ranting Muhammadiyah Pucung Sari Kidul

-   Ranting Muhammadiyah Pojok

 

2.      Amal Usaha :

- Masjid                             : 2 Buah

- MI RN                            : 1 buah (secara defakto milik Muhammadiyah, secara

                                            dejure memiliki yayasan sendiri yaitu YATPI, Yayasan

                                            Taman Pendidikan Islam, tetapi dibangun di atas tanah

                                            Wakaf Muhammadiyah)

      - TK ABA                         : 1 buah

      - Sekolah diniyah                : 1 buah


Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website